Dewan Masjid Digital Indonesia | Masjid Menuju Era Digital 4.0

[Kultum Ramadhan] Mewaspadai Tipu Daya Musuh Islam

[Kultum Ramadhan] Mewaspadai Tipu Daya Musuh Islam
Kultum Ramadhan/Masjid Digital - Marilah kita wujudkan ketakwaan yang hakiki di bulan Ramadhan ini. Karena hanya dengan itulah keberhasilan kita selama sebulan lamanya berpuasa dapat diukur. Apakah kita tambah taat kepada Allah atau hanya sekadar mendapatkan lapar dan haus saja?

Tak bisa dipungkiri, banyak orang yang tak mendapatkan hikmah puasa yakni menjadi pribadi yang lebih takwa dibandingkan sebelumnya. 

Sebagaimana sabda Nabi SAW: 

Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Thabrani)

Salah satu karakter orang yang bertakwa adalah taat total kepada Allah. Bukankah Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara kâffah, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan, sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi kalian.” (QS al-Baqarah: 208)

Ayat ini turun berkenaan dengan segolongan Muslimin mantan ahli kitab seperti ‘Abdullâh bin Salâm dan kawan-kawan. Hal itu karena ketika mereka telah beriman kepada Nabi, mereka tetap mengagungkan syariat-syariat Mûsâ. Mereka mengagungkan hari Sabtu serta membenci daging dan susu unta. Mereka mengatakan, “Meninggalkan hal-hal tersebut hukumnya mubah di dalam Islam, tetapi hukumnya wajib di dalam Taurat. Karena itulah kami meninggalkannya sebagai bentuk kehati-hatian.

Imam ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa Allah SWT memerintahkan hamba-Nya yang beriman kepada-Nya, membenarkan Rasul-Nya: agar mengambil seluruh pegangan Islam dan seluruh syariah, dan menjalankan seluruh perintah-Nya, dan meninggalkan seluruh larangan-Nya sesuai dengan kemampuannya.

Rasulullah hanya membawa Islam, bukan yang lain. Tidak ada dalam Islam apa yang disebut Islam radikal, liberal, Islam moderat, atau Islam abangan. Ayat 2: 208 dengan tegas menyebut kita semua masuk Islam secara kaffah.

Maka, istilah-istilah radikal, liberal, dan moderat adalah dari Barat. Untuk apa? Untuk memecah belah umat Islam dan menghadang bangkitnya umat Islam dengan Islamnya.

Mereka merusak pemahaman umat ini agar sesuai dengan pemahaman Barat, yang kafir.  

يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ

"Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci." (QS. Ash-Shaff: 8)

Perhatikan apa yang disampaikan oleh Robert  Spencer—analis Islam terkemuka di Amerika Serikat—tentang Muslim moderat. Ia menyebutkan kriteria Muslim moderat, yaitu menolak pemberlakuan hukum Islam kepada non Muslim; meninggalkan keinginan untuk menggantikan konstitusi dengan hukum Islam; menolak kewajiban untuk menarik pajak berdasarkan agama (jizyah) terhadap non-Muslim; menolak supremasi Islam atas agama lain termasuk perintah untuk memerangi orang-orang Yahudi dan Nasrani hingga mereka tunduk; menolak aturan bahwa seorang Muslim yang beralih pada agama lain atau tidak beragama harus dibunuh; mendorong kaum Muslim untuk menghilangkan larangan nikah beda agama termasuk sanksi yang membolehkan suami memukul istri.

Hampir sama dengan itu, definisi Islam moderat dalam  situs “muslimsagainstshariah” di antaranya: tidak anti bangsa Semit, menentang kekhalifahan, kritis terhadap Islam, menganggap Nabi bukan contoh yang perlu ditiru, menentang jihad, pro Israel atau netral, tidak bereaksi ketika Islam dan Nabi Muhammad dikritik, menentang pakaian Islam, syariah, dan terorisme.  

Andrew McCarthy dalam National Review Online, August 24, 2010 malah tegas-tegas menyatakan siapapun yang membela syariah tidak dapat dikatakan moderat.

Jelas sekali, istilah radikal dan moderat adalah jalan Barat memecah belah umat Islam. Mereka tidak ingin kita tambah taat kepada syariah. Mereka tidak ingin anak cucu kita, generasi muda kita, tambah dekat dengan masjid, dekat dengan Alquran, dan dekat dengan Nabi SAW. Mereka tidak ingin negeri mayoritas Muslim ini hidup mulia dengan Islam. Mereka takut-takuti umat Islam yang mulai bangkit ini dengan julukan radikalis, fundamentalis, dan bahkan teroris.  
Ingatlah apa yang difirmankan Allah SWT:

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan,supaya Allah memisahkan (golongan) yang buruk dari yang baik dan menjadikan (golongan) yang buruk itu sebagiannya di atas sebagian yang lain, lalu kesemuanya ditumpukkan-Nya, dan dimasukkan-Nya ke dalam neraka Jahannam. Mereka itulah orang-orang yang merugi.” (QS. Al-Anfal [8] : 36-37)

Oleh karena itu, marilah kita berpegang teguh kepada Islam ini dengan sekuat-kuatnya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تُطِيعُوا فَرِيقًا مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ يَرُدُّوكُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ كَافِرِينَ

Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman. (QS. Ali ‘Imran [3] : 100)

Semoga kita menjadi orang yang istiqamah di jalan Islam. Aamiin

Posting Komentar

[facebook]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget